Monday, January 11, 2010

MEMBUAT LAPORAN KEUANGAN YANG SIMPEL

Hi Guys, ini ada tips membuat laporan keuangan yang simpel yang ditulis oleh Mike Rini, Seorang Perencana Keuangan yang cukup terkenal. Semoga bermanfaat.

Masalah tertib administrasi laporan keuangan memang sangat penting, sebab sebuah toko yang tidak bagus administrasinya akan segera terpuruk akibat kerugian-kerugian yang berpangkal pada kelalaian. Masalahnya, para pemilik toko masih kesulitan membuat laporan keuangan yang sederhana, padahal membuka toko retail tidak harus menggunakan pembukuan seperti pada perusahaan besar. Banyaknya uang masuk dan keluar tidak pernah dicatat. Alasannya adalah malas, repot dan tidak punya waktu. Lalu bagaimana cara mengukur kemajuan suatu toko bila tanpa melakukan suatu pembukuan?

Ada satu cara membukukan yang sederhana yaitu dengan mencatat semua keuntungan setip kali membeli yang dikumpulkan seminggu atau sebulan atau setahun. Selisih harga jual beli sebagai keuntungan yang harus dikumpulkan dihitung. Dari keuntungan yang dijumlahkan tersebut dapat diketahui perkembangan keuntungan pertahunnya. Dari laporan itu diketahui apakah suatu toko mengalami kemajuan atau tidak. Bila ternyata dalam setahun diketahui untung yang diperoleh cukup, maka pemilik toko dapat merencanakan suatu investasi dengan tujuan perluasan usaha yang nilainya tidak melebihi keuntungan dalam setahun.

Anda juga bisa menggunakan cara yang berbeda dengan cara di atas, yaitu dengan mencatat setiap kali ada pemasukan dan pengeluaran hari itu juga. Misalnya saja produk yang dijual hari ini jumlahnya sekian, dan pengeluaran yang dilakukan seperti membayar tagihan, membayar listrik, air, dan telpon dicatatnya hari itu juga. Dengan mencatat aliran dana yang masuk & keluar, pemilik toko dapat mengevaluasi besarnya pemasukan yang ada dengan pengeluaran. Bila terjadi ketidak seimbangan karena begiu banyak membayar tagihan, hendaknya memeriksa apakah barang yang ada di toko tampak menumpuk atau sebaliknya.

Itulah tadi dua buah konsep menghitung perkembangan usaha toko, dimana dalam prakteknya sehari-hari memang diperlukan alat bantu seperti jurnal harian, buku besar, laporan Laba Rugi, dan Neraca. Namun untuk pengusaha pemula membuat laporan Laba Rugi dan menyusun Neraca seringkali membingungkan, saran saya sebaiknya Anda menjalan model pembukuan harian yang lebih sederhana, yaitu dengan menggunakan model buku kas harian dan buku catatan barang.

Buku Kas Harian misalnya, model berdampingan dalam satu buku tulis, yang sebelah kiri untuk catatan uang masuk dan yang sebelah kanan untuk catatan uang keluar. Masing-masing dengan kolom-kolom: No. – Tgl – Uraian – Jumlah. Jika nanti dijumlahkan, antara bagian pemasukan (debet) dengan bagian

pengeluaran (kredit) terdapat selisih, maka selisihnya itu disebut saldo. Dengan buku kas harian ini maka setiap harinya Anda dapat menghitung pemasukan dan pengeluaran. Selanjutnya setiap bulan Anda tinggal memindahkan kedalam laporan Laba Rugi. Caranya adalah dengan menjumlahkan seluruh total pemasukan terlebih dulu kemudian barulah dikurangi total jumlah pengeluaran selama satu bulan berjalan. Dengan demikian bisa diketahui posisi Laba atau Rugi dengan cara menghitung selisih pemasukan dan pengeluaran toko Anda selama satu bulan.

Selain buku kas harian, Anda juga perlu membuat buku Catatan Barang. Barang apapun yang bernilai dan berkaitan dengan usaha Anda perlu dicatat. Untuk lebih mudahnya Anda bisa membaginya dalam 2 kategori, yaitu barang modal dan barang dagangan. Barang modal seperti bangku, rak, alat tulis, meja, kursi, AC, kendaraan dan sebagainya. Pokoknya semua barang yang sengaja diadakan untuk menunjang penyelenggaraan usaha Anda. Buku catatan ini bisa juga Anda sebut sebagai buku catatan barang inventaris.

Kemudian yang ke dua adalah Catatan Buku Barang Dagangan, yaitu barang-barang yang Anda jual. Semua harus tercatat, sebelum barang terjual tercatat, saat terjual juga (ikut) tercatat di buku kas harian, dan setelah terjual pun harus anda catat.

Anda juga bisa menyertakan Buku Catatan Khusus yang menyangkut biaya penyusutan. Biaya penyusutan sebenarnya bisa dipandang sebagai pengeluaran harian/ mingguan/ bulanan. Artinya biaya tersebut bisa Anda keluarkan secara harian, mingguan atau bulanan, untuk kemudian dihimpun selama masa tertentu yang Anda tetapkan sebagai batas masa produktif bagi barang-barang tersebut. Jadi, setiap barang investasi harus dihitung biaya penyusutannya.

Misalnya Anda membuka warung dengan mengontrak kios dua tahun Rp 4,8 juta, berarti Rp 200.000 per bulan. Artinya, biaya penyusutan harus Anda keluarkan adalah Rp 200.000,- per bulan. Maka dalam dua tahun akan terhimpun dana Rp 4,8 juta, yaitu sebesar uang kontrak tempat. Demikian juga bila Anda membeli kendaraan operasional, harus Anda perhitungkan kendaraan tersebut produktif berapa tahun. Jadi masukkan biaya penyusutan sebagai biaya rutin perbulannya.

Nah, untuk penyusunan Neracaa bisa dilaksanakan setelah ke 3 buku catatan tersebut selesai di buat pada periode waktu tertentu. Neraca seperti kita ketahui terdiri dari 2 kolom yaitu Harta & Hutang. Jika terdapat keuntungan (selisih lebih pemasukan dikurangi pengeluaran atau biaya) yang terdapat dalam laporan Laba Rugi bisa menambah jumlah harta tunai. Barang-barang inventaris dan sisa persediaan barang dagangan juga dimasukkan ke kolom harta. Begitu juga akumulasi biaya penyusutan dimasukkan ke kolom harta. Dengan demikian dapat Anda lihat urut-urutan penyusunan laporan keuangan dan semuanya saling berkaitan erat satu sama lain. Intinya salah satu indikasi perkembangan usaha adalah bertambahnya jumlah harta di laporan Neraca. Dan bertambahnya jumlah harta tergantung dari seberapa besar keuntungan yang bisa dibukukan pada laporan laba Rugi.

Selamat mengelola usaha!

Salam,
Mike Rini
Perencana Keuangan

2 comments:

Unknown said...

Tks atas tipsnya sangat mudah dicerna dan diaplikasikan..salam suskes

Unknown said...

terima kasih atas tipsnya, salam sukses

Software Akuntansi