Saya melihat suatu fenomena yang berbeda antara kita dan generasi sebelum kita,
Dulu kakek dan buyut kita menanam pohon Duren walaupun umurnya sudah 50 atau 60 tahun, dengan harapan anak cucunya akan bisa menikmati hasilnya.
Generasi sekarang berpikir lebih sempit, untuk menanam pohon duren pada usia 50 rasanya sayang, karena mereka tidak bisa menikmatinya, mending nanam jagung yang bisa langsung dinikmati.
Walhasil.....banyak sekali kebon duren yang punah, sudah tidak efisien tapi tidak diremajakan...
kebunnya ngamprak....hanya ditumbuhi alang-alang atau pohon seadanya...
Ketika berbisnispun, sebaiknya kita harus berpikir panjang....
untuk siapa berbisnis.....untuk anak cucu kita....
Kalaupun kejayaan belum kita raih pada saat kita hidup, mungkin kejayaan akan datang pada generasi anak atau cucu kita.
Terlepas dari perspektif negatif yang ditujukan pada Aburizal Bakri, Yusuf Kalla, Fadel Muhammad, dan pengusaha lain yang membesarkan bisnis orang tuanya, mereka adalah generasi yang lebih baik dari pendahulunya. mungkin orang tua mereka mempunyai keinginan yang mendalam bahwa bisnisnya akan berlanjut sepanjang jaman.
Jauh di lubuk hati yang paling dalam, sayapun mempunyai mimpi yang sama,
saya tidak berpikir bahwa bisnis saya akan berjaya pada saat saya hidup,
saya berharap anak saya akan melipatgandakan bisnis yang saya bangun.
sekarang saya sedang menanam pohon seperti yang dilakukan kakek buyut saya.
Saya persiapkan dari sekarang, makanya nama usaha yang saya rintis adalah 'PANDU'.
Pandu adalah nama tengah anak saya yang bernama 'Mahsyar P Satya'.
Walaupun orang tua saya seorang pedagang, tapi dia tidak menurunkan ilmunya ke saya,
ketika pemilihan jurusan saat SMA, saya menuliskan IPS sebagai pilihan pertama karena saya bercita-cita ingin jadi pengusaha. Tapi ternyata Orang tua saya yang pedagang menentang cita-cita saya tersebut, saya diharuskan masuk IPA. Guru wali kelaspun memasukan saya ke IPA (fisika) karena melihat nilai eksak saya yang semuanya 8 sedangkan nilai ekonomi saya 6.
saya dianggap ngga mampu masuk IPS sehingga saya dimasukan ke keals fisik. ironi ya....
Kenyataan ini diperkuat saat setelah lulus.....saya daftar ke STAN....ngga lulus
Pada UMPTN pilihan pertama saya adalah Akuntasi Unbraw, pilihan kedua adalah Kimia ITB.....
ee.....ndilalah.....pilihan kedua yang dapet....
Akhirnya saya berkesimpulan, antara keinginan dan kemampuan saya nih ngga match....
ngga kayak Irwan, Andri, Suhud dan teman-teman SMA yang begitu pindah jalur...langsung Tune in....
Kemampuan saya di Eksakta tapi naluri dan keinginan saya di bisnis.
Inilah kesalahan terbesar saya dalam hidup....
saya ngga membekali dengan modal yang diperlukan.
makanya, walaupun saya dari kimia, tapi satu kalipun saya ngga pernah kerja di LABORATORIUM perusahaan.
Dulu kakek dan buyut kita menanam pohon Duren walaupun umurnya sudah 50 atau 60 tahun, dengan harapan anak cucunya akan bisa menikmati hasilnya.
Generasi sekarang berpikir lebih sempit, untuk menanam pohon duren pada usia 50 rasanya sayang, karena mereka tidak bisa menikmatinya, mending nanam jagung yang bisa langsung dinikmati.
Walhasil.....banyak sekali kebon duren yang punah, sudah tidak efisien tapi tidak diremajakan...
kebunnya ngamprak....hanya ditumbuhi alang-alang atau pohon seadanya...
Ketika berbisnispun, sebaiknya kita harus berpikir panjang....
untuk siapa berbisnis.....untuk anak cucu kita....
Kalaupun kejayaan belum kita raih pada saat kita hidup, mungkin kejayaan akan datang pada generasi anak atau cucu kita.
Terlepas dari perspektif negatif yang ditujukan pada Aburizal Bakri, Yusuf Kalla, Fadel Muhammad, dan pengusaha lain yang membesarkan bisnis orang tuanya, mereka adalah generasi yang lebih baik dari pendahulunya. mungkin orang tua mereka mempunyai keinginan yang mendalam bahwa bisnisnya akan berlanjut sepanjang jaman.
Jauh di lubuk hati yang paling dalam, sayapun mempunyai mimpi yang sama,
saya tidak berpikir bahwa bisnis saya akan berjaya pada saat saya hidup,
saya berharap anak saya akan melipatgandakan bisnis yang saya bangun.
sekarang saya sedang menanam pohon seperti yang dilakukan kakek buyut saya.
Saya persiapkan dari sekarang, makanya nama usaha yang saya rintis adalah 'PANDU'.
Pandu adalah nama tengah anak saya yang bernama 'Mahsyar P Satya'.
Walaupun orang tua saya seorang pedagang, tapi dia tidak menurunkan ilmunya ke saya,
ketika pemilihan jurusan saat SMA, saya menuliskan IPS sebagai pilihan pertama karena saya bercita-cita ingin jadi pengusaha. Tapi ternyata Orang tua saya yang pedagang menentang cita-cita saya tersebut, saya diharuskan masuk IPA. Guru wali kelaspun memasukan saya ke IPA (fisika) karena melihat nilai eksak saya yang semuanya 8 sedangkan nilai ekonomi saya 6.
saya dianggap ngga mampu masuk IPS sehingga saya dimasukan ke keals fisik. ironi ya....
Kenyataan ini diperkuat saat setelah lulus.....saya daftar ke STAN....ngga lulus
Pada UMPTN pilihan pertama saya adalah Akuntasi Unbraw, pilihan kedua adalah Kimia ITB.....
ee.....ndilalah.....pilihan kedua yang dapet....
Akhirnya saya berkesimpulan, antara keinginan dan kemampuan saya nih ngga match....
ngga kayak Irwan, Andri, Suhud dan teman-teman SMA yang begitu pindah jalur...langsung Tune in....
Kemampuan saya di Eksakta tapi naluri dan keinginan saya di bisnis.
Inilah kesalahan terbesar saya dalam hidup....
saya ngga membekali dengan modal yang diperlukan.
makanya, walaupun saya dari kimia, tapi satu kalipun saya ngga pernah kerja di LABORATORIUM perusahaan.
Sekarang ini saya berbisnis tidak dengan ilmu yang matang, tapi hanya dengan naluri dan keinginan yang mendalam. terseok-seok.....tapi saya menikmati dinamikanya.....suatu saat keberhasilan pasti bisa di raih...
mohon doa dari semuanya.....lho kok jadi curhat gini......
1 comment:
Wynn Casino & Hotel - Mapyro
Find Wynn 서산 출장마사지 Casino 과천 출장마사지 & 의왕 출장샵 Hotel, Las Vegas, NV, 군포 출장샵 United States, ratings, photos, prices, expert advice, traveler reviews and tips, and more information from Mapyro 속초 출장샵
Post a Comment